Senin, 02 Juli 2012

(cerpen) Tante Rebonding

haaiiii para readerssku. ini aku udah lamabanget pengen nge-post tapi nggak sempet . ini cerpen yang aku tulispas pengambilan nilai di kelas X.2 (2012) SEMOGA kalian suka yah sama cerpen ini :")

TANTE REBONDING


Hari minggu menjelang siang. Ayah dan kak asty pergi latihan tenis. Mama sudah siap berdandan hendak bepergian. Sambil tidur-tiduran aku melihat dengan seksama cara mama berdandan . “kenapa nggak pake lipstick warna merah, ma?” tanyaku.
“husss, Mama ini dandan bukan mau ke pesta, Tapi, mau pergi sama tante tenri.”
“pergi ke mana, Ma?”
“Tante tenri ngajak ke salon.”
“Ih, kalau ke salon ngapain dandan? Nanti aja sekalian di salon,” sela ku..
“Mama enggak bisa begitu,Biar mau ke salon, tetap kita harus berhias. Kan, nanti di salon harus nunggu dulu. Malu kalau sampai keliatan tamu lainnya enggak dandan. Apalagi tante tenri kalau ke salon selalu yang elit.”
“Oni boleh ikut nggak, Ma?” Tanya ku sambil turun dari tempat tidur.
“Tentu saja nggak boleh!” jawab mama buru-buru
Beberapa waktu lalu, Mama pernah mengajak aku ke salon. Tanpa sepengetahuan Mama, aku membawa hamster kesayangannya di saku. Begitu di salon hamster itu leepas. Apa yang terjadi? Pegawai tamu dan salon semua berebut naik ke kursi dan meja. Termasuk pegawai laki-lakinya. Suasana salon jadi tidak karuan. Padahal, ada yang baru di potong setengahnya, ada yang sedang dicat, sedang dikeringkan, Termasuk dikeriting.
                Sebagai Hukumannya, Aku dilarang lagi memelihara hamster. Aku juga tak pernah lagi di ajak mama ke salon.”Fira janji, deh, nanti nggak bakal nakal,” bujukku. “sekali nggak,tetap enggak.” Kata mama. Tak lama kemudian terdengar suara mobil masuk halaman rumah. Tante tenri datang menjemput mama, tapi tak sendirian. Tante tenri membawa anaknya yang baru berumur tiga tahun bernama Evan.
“Oni, tante tenri titip Evan, ya. Soalnya kalau diajak ke salaon takut rewel,” kata tante tenri begitu bertemu dengan ku. Sebenarnya, aku ingin menolak. Evan anak yang nggak mau diam. Sebentar dia mengangkat-angkat vas bunga, lalu lari-lari di sofa, terus guling-gulingan di meja makan. Uh,gimana aku unggak pusing?
“ini coklat buatmu,” Tante Tenri menyodorkan makanan kesukaan ku. Nah, kalau sudah di sogok cokelat, aku tak mungkin lagi menolak. Soal kebandelan Evan itu urusan nanti. Tak lama kemudian, Tante Tenri dan mama berangkat. Tante Tenri meminta aku menyetel kaset VCD music yang dibawanya agar evan tak rewel.
“Jangan lama-lama, ya!” pinta ku
“enggak, paling lama dua jam. Tante tenri mau rebonding dulu.” Kata mamaku
Aku jadi penasaran ingin tau perubahan penampilan tante tenri nanti setelah nanti rambutnya yang kriwil-kriwil itu diluruskan. Setelah tante tenri dan mamaku pergi, aku segera menemui evan di ruang tengah.
“Cetel picidi, cetel picidi…” Evan mulai merengek. Aku menuruti permintaan Evan. Dipasang nya kaset VCD music yang tadi diberikan Tante Tenri. Rupanya, itu kaset VCD bajakan berisi klip lagu-lagu Peterpan. Evan tampak menyukai seluruh video klip itu. Kadang ia mengikuti sang vokalis menyanyi sambil berteriak lantang,”AJAAAA APAAAAA JENYANMUUU…” . setelah menunggu hampir tiga jam, mama dan tante tenri kembali dari salon . Aku kaget ketika melihat perubahan penampilan Tante tenri. Hampir aku tak mengenali kalau saja tak ingat baju yang dipakai Tante tenri saat berangkat tadi.
“Tante tenri jadi lain. Rambut nyalurus jadi cantik,” tutur ku
“Kalau gitu, sebelumnya Tante tenri  enggak cantik, ya?” balik tante tenri sambil tersenyum senang. “evan didalam?”
“Iya. Enggak bisa berhenti nonton tevenya.”
“Oh, gampang caranya.” Tante Tenri menuju meteran listrik lalu memadamkan aliran listrik di rumah.
Tiba-tiba, Evan berlari ke teras.”Pitelpennya cape. Pitelpen nya mati…” teriak Evan. Tante tenri langsung menggendong Evan. “Yuk, kita pulang…” ajak tante Tenri.
Evan meronta-ronta. “Enggak mao..enggak mao sama tante eyek..”
“siapa yang jelek?” Tanya tante tenri. Evan memukul-mukul ibu nya sendiri. “Tante eyek..Tante eyek!”
“Lho, inikan mama Evan, bukan tante eyek”kata tante tenri
“Bucan…” Evan mulai menangis,” Mama Rambut nya iwil-iwil…”
“Ini mama…” Aku ikut membantu membujuk . “Bucan!!”
“iya ini mama Evan.” Giliran mama ku mmebujuk. “BUCAN!” Evab menjerit sambil minta diturunkan dari gendongan tante tenri. “ini mama… Lihat nih, Cuma mama yang bisa gini.” Tante Tenri meniru gerakan ayam jago yang mengepakkan sayapnya lalu berkokok. “bucan. Ayam ago nya enggak iwil-iwil…” Tante Tenri akhirnya menyadari, Evan tak mengenalinya lagi Karen arambutnya yang diluruskan.
“sebaiknya, tante kembali ke salon aja lagi. Minta rambutnya dikriwil-kriwil lagi. Kalau rambut tante di-rebonding . evan malah jadi nggak kenal.” Ya tak ada jalan lain. Tante tenri akhirnya kembali ke salon di temani mamaku. Giliran aku yang kena batunya, harus menemani evan nonton VCD LAGI!!! Hua rasanya pusing bila mendengar “AJAAAA APAA JENYANMUUU…”
Malam Harinya, aku mimpi ke negeri rebonding. Semua yang ada di negeri itu di rebonding. Semua rambut warganya tampak lurus. Pepohonan pun di rebonding hingga daunnya lurus semua, bahkan, aku melihat sekumpulan biri-biri dengan bulu-bulunya yang lurus karena di rebonding!!!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar