haaiiii para readerssku. ini aku udah lamabanget pengen nge-post tapi nggak sempet . ini cerpen yang aku tulispas pengambilan nilai di kelas X.2 (2012) SEMOGA kalian suka yah sama cerpen ini :")
TANTE
REBONDING
Hari minggu menjelang siang. Ayah dan kak
asty pergi latihan tenis. Mama sudah siap berdandan hendak bepergian. Sambil
tidur-tiduran aku melihat dengan seksama cara mama berdandan . “kenapa nggak
pake lipstick warna merah, ma?” tanyaku.
“husss, Mama ini
dandan bukan mau ke pesta, Tapi, mau pergi sama tante tenri.”
“pergi ke mana,
Ma?”
“Tante tenri
ngajak ke salon.”
“Ih, kalau ke
salon ngapain dandan? Nanti aja sekalian di salon,” sela ku..
“Mama enggak
bisa begitu,Biar mau ke salon, tetap kita harus berhias. Kan, nanti di salon
harus nunggu dulu. Malu kalau sampai keliatan tamu lainnya enggak dandan.
Apalagi tante tenri kalau ke salon selalu yang elit.”
“Oni boleh ikut
nggak, Ma?” Tanya ku sambil turun dari tempat tidur.
“Tentu saja
nggak boleh!” jawab mama buru-buru
Beberapa waktu
lalu, Mama pernah mengajak aku ke salon. Tanpa sepengetahuan Mama, aku membawa
hamster kesayangannya di saku. Begitu di salon hamster itu leepas. Apa yang
terjadi? Pegawai tamu dan salon semua berebut naik ke kursi dan meja. Termasuk
pegawai laki-lakinya. Suasana salon jadi tidak karuan. Padahal, ada yang baru
di potong setengahnya, ada yang sedang dicat, sedang dikeringkan, Termasuk
dikeriting.
Sebagai Hukumannya, Aku dilarang
lagi memelihara hamster. Aku juga tak pernah lagi di ajak mama ke salon.”Fira
janji, deh, nanti nggak bakal nakal,” bujukku. “sekali nggak,tetap enggak.”
Kata mama. Tak lama kemudian terdengar suara mobil masuk halaman rumah. Tante
tenri datang menjemput mama, tapi tak sendirian. Tante tenri membawa anaknya
yang baru berumur tiga tahun bernama Evan.
“Oni, tante
tenri titip Evan, ya. Soalnya kalau diajak ke salaon takut rewel,” kata tante
tenri begitu bertemu dengan ku. Sebenarnya, aku ingin menolak. Evan anak yang
nggak mau diam. Sebentar dia mengangkat-angkat vas bunga, lalu lari-lari di
sofa, terus guling-gulingan di meja makan. Uh,gimana aku unggak pusing?
“ini coklat
buatmu,” Tante Tenri menyodorkan makanan kesukaan ku. Nah, kalau sudah di sogok
cokelat, aku tak mungkin lagi menolak. Soal kebandelan Evan itu urusan nanti.
Tak lama kemudian, Tante Tenri dan mama berangkat. Tante Tenri meminta aku
menyetel kaset VCD music yang dibawanya agar evan tak rewel.
“Jangan
lama-lama, ya!” pinta ku
“enggak, paling
lama dua jam. Tante tenri mau rebonding
dulu.” Kata mamaku
Aku jadi
penasaran ingin tau perubahan penampilan tante tenri nanti setelah nanti
rambutnya yang kriwil-kriwil itu diluruskan. Setelah tante tenri dan mamaku
pergi, aku segera menemui evan di ruang tengah.
“Cetel picidi,
cetel picidi…” Evan mulai merengek. Aku menuruti permintaan Evan. Dipasang nya
kaset VCD music yang tadi diberikan Tante Tenri. Rupanya, itu kaset VCD bajakan
berisi klip lagu-lagu Peterpan. Evan tampak menyukai seluruh video klip itu.
Kadang ia mengikuti sang vokalis menyanyi sambil berteriak lantang,”AJAAAA
APAAAAA JENYANMUUU…” . setelah menunggu hampir tiga jam, mama dan tante tenri
kembali dari salon . Aku kaget ketika melihat perubahan penampilan Tante tenri.
Hampir aku tak mengenali kalau saja tak ingat baju yang dipakai Tante tenri
saat berangkat tadi.
“Tante tenri
jadi lain. Rambut nyalurus jadi cantik,” tutur ku
“Kalau gitu,
sebelumnya Tante tenri enggak cantik,
ya?” balik tante tenri sambil tersenyum senang. “evan didalam?”
“Iya. Enggak
bisa berhenti nonton tevenya.”
“Oh, gampang
caranya.” Tante Tenri menuju meteran listrik lalu memadamkan aliran listrik di
rumah.
Tiba-tiba, Evan
berlari ke teras.”Pitelpennya cape. Pitelpen nya mati…” teriak Evan. Tante
tenri langsung menggendong Evan. “Yuk, kita pulang…” ajak tante Tenri.
Evan
meronta-ronta. “Enggak mao..enggak mao sama tante eyek..”
“siapa yang
jelek?” Tanya tante tenri. Evan memukul-mukul ibu nya sendiri. “Tante
eyek..Tante eyek!”
“Lho, inikan
mama Evan, bukan tante eyek”kata tante tenri
“Bucan…” Evan
mulai menangis,” Mama Rambut nya iwil-iwil…”
“Ini mama…” Aku
ikut membantu membujuk . “Bucan!!”
“iya ini mama
Evan.” Giliran mama ku mmebujuk. “BUCAN!” Evab menjerit sambil minta diturunkan
dari gendongan tante tenri. “ini mama… Lihat nih, Cuma mama yang bisa gini.”
Tante Tenri meniru gerakan ayam jago yang mengepakkan sayapnya lalu berkokok.
“bucan. Ayam ago nya enggak iwil-iwil…” Tante Tenri akhirnya menyadari, Evan
tak mengenalinya lagi Karen arambutnya yang diluruskan.
“sebaiknya,
tante kembali ke salon aja lagi. Minta rambutnya dikriwil-kriwil lagi. Kalau
rambut tante di-rebonding . evan
malah jadi nggak kenal.” Ya tak ada jalan lain. Tante tenri akhirnya kembali ke
salon di temani mamaku. Giliran aku yang kena batunya, harus menemani evan
nonton VCD LAGI!!! Hua rasanya pusing bila mendengar “AJAAAA APAA JENYANMUUU…”
Malam Harinya,
aku mimpi ke negeri rebonding. Semua yang ada di negeri itu di rebonding. Semua
rambut warganya tampak lurus. Pepohonan pun di rebonding hingga daunnya lurus
semua, bahkan, aku melihat sekumpulan biri-biri dengan bulu-bulunya yang lurus
karena di rebonding!!!!